KASHIHARA, Nara – Bekas-bekas yang diyakini sebagai bagian
dari sebuah telaga yang disebut-sebut dalam sejarah kuno dan buku-buku syair
telah ditemukan di sini, demikian pengumuman dari pejabat kota setempat.
Kashihara Municipal Board of Education mengumumkan pada
tanggal 15 Desember bahwa bekas-bekas tanggul “Telaga Iware” telah ditemukan di
Kashihara, Prefektur Nara. Kolam Iware ini disebut dalam buku sejarah “Nihon
Shoki” (Kronik Jepang), dan antologi puisi periode Nara “Manyoshu” (Kumpulan
Ribuan Daun). Sebelumnya letak telaga ini belum pernah diketahui.
Bekas-bekas sebuah bangunan besar juga ditemukan di situs
tanggul tersebut dan diyakini oleh sementara peneliti sebagai sebuah fasilitas
bagi Kaisar Yomei (meninggal tahun 587), ayah dari Pangeran Shotoku (574-622). Fasilitas
itu, yang disebut “Iware no ikenobe no namitsuki no miya,” diceritakan dalam
Kronik Jepang sebagai bangunan yang berdiri ditepi telaga.
Tanggul itu tampaknya merupakan bagian dari sebuah telaga
buatan yang dibangun dengan cara membendung sebuah sungai dan menurut pejabat
kota merupakan telaga buatan tertua di Jepang.
Di situs ini para peneliti menemukan sebuah pematang yang
memanjang sekitar 300 meter dari timur ke barat dan 20 hingga 55 meter lebarnya.
Sebuah perpanjangan sepanjang 81 meter dari pojok timur pematang ditemukan
dibangun dari tempat yang lebih rendah. Para peneliti meyakini bahwa keseluruhan
pematang itu dulunya adalah tanggul setinggi 3 sampai 4 meter yang fungsinya
membendung sungai. Area telaga itu diperkirakan seluas 87.500 meter persegi.
Diyakini bahwa tanggul itu, dan juga bangunan yang ada di
dekatnya serta gerabah-gerabah yang digali di sekitar area itu, dibangun dan
dibuat di abad ke-6, dan hal ini berarti Telaga Iware lebih tua dibandingkan Telaga
Sayama di Osakasayama, Prefektur Osaka, yang berasal dari awal abad ke-7. Telaga
Sayama sebelumnya diyakini merupakan telaga buatan tertua.
Di ujung barat situs tanggul itu berdirilah sebuah monumen
yang pada permukaannya terpahat sebuah syair kuno berbunyi, “Inilah kesempatan
terakhirku melihat bebek-bebek bernyanyi di Telaga Iware sebab aku ditakdirkan
mati hari ini.” Konon syair itu ditulis dengan air mata oleh Otsu-no-miko, anak
dari Kaisar Tenmu, di atas tanggul itu sebelum ia dieksekusi karena
penghianatan pada tahun 686.
Dari http://mdn.mainichi.jp/mdnnews/news/20111216p2a00m0na013000c.html,
16 Desember 2011
No comments:
Post a Comment