Sunday, December 18, 2011

Berita : Situs yang digali di Nara kemungkinan bekas telaga yang disebut-sebut dalam catatan sejarah kuno.


KASHIHARA, Nara – Bekas-bekas yang diyakini sebagai bagian dari sebuah telaga yang disebut-sebut dalam sejarah kuno dan buku-buku syair telah ditemukan di sini, demikian pengumuman dari pejabat kota setempat.
Kashihara Municipal Board of Education mengumumkan pada tanggal 15 Desember bahwa bekas-bekas tanggul “Telaga Iware” telah ditemukan di Kashihara, Prefektur Nara. Kolam Iware ini disebut dalam buku sejarah “Nihon Shoki” (Kronik Jepang), dan antologi puisi periode Nara “Manyoshu” (Kumpulan Ribuan Daun). Sebelumnya letak telaga ini belum pernah diketahui.
Bekas-bekas sebuah bangunan besar juga ditemukan di situs tanggul tersebut dan diyakini oleh sementara peneliti sebagai sebuah fasilitas bagi Kaisar Yomei (meninggal tahun 587), ayah dari Pangeran Shotoku (574-622). Fasilitas itu, yang disebut “Iware no ikenobe no namitsuki no miya,” diceritakan dalam Kronik Jepang sebagai bangunan yang berdiri ditepi telaga.
Tanggul itu tampaknya merupakan bagian dari sebuah telaga buatan yang dibangun dengan cara membendung sebuah sungai dan menurut pejabat kota merupakan telaga buatan tertua di Jepang.
Di situs ini para peneliti menemukan sebuah pematang yang memanjang sekitar 300 meter dari timur ke barat dan 20 hingga 55 meter lebarnya. Sebuah perpanjangan sepanjang 81 meter dari pojok timur pematang ditemukan dibangun dari tempat yang lebih rendah. Para peneliti meyakini bahwa keseluruhan pematang itu dulunya adalah tanggul setinggi 3 sampai 4 meter yang fungsinya membendung sungai. Area telaga itu diperkirakan seluas 87.500 meter persegi.
Diyakini bahwa tanggul itu, dan juga bangunan yang ada di dekatnya serta gerabah-gerabah yang digali di sekitar area itu, dibangun dan dibuat di abad ke-6, dan hal ini berarti Telaga Iware lebih tua dibandingkan Telaga Sayama di Osakasayama, Prefektur Osaka, yang berasal dari awal abad ke-7. Telaga Sayama sebelumnya diyakini merupakan telaga buatan tertua.
Di ujung barat situs tanggul itu berdirilah sebuah monumen yang pada permukaannya terpahat sebuah syair kuno berbunyi, “Inilah kesempatan terakhirku melihat bebek-bebek bernyanyi di Telaga Iware sebab aku ditakdirkan mati hari ini.” Konon syair itu ditulis dengan air mata oleh Otsu-no-miko, anak dari Kaisar Tenmu, di atas tanggul itu sebelum ia dieksekusi karena penghianatan pada tahun 686.


No comments:

Post a Comment